Redelong – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Bener Meriah menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bener Meriah, Rabu (23/7/2025).
Ketua GMNI Bener Meriah, Afrian Toga, menyampaikan bahwa aksi tersebut merupakan bentuk kekecewaan terhadap buruknya manajemen di RSUD Muyang Kute di bawah kepemimpinan Direktur Utama Sri Tabahati.
Dalam orasinya, Afrian menegaskan bahwa pihaknya menuntut agar Direktur RSUD Muyang Kute segera dicopot dari jabatannya karena dinilai gagal menjalankan tanggung jawabnya.
“Tidak perlu lagi berbicara panjang lebar, karena persoalan ini sudah cukup nyata. Penurunan tipe rumah sakit dan buruknya pelayanan menjadi bukti kegagalan. Maka kami menuntut jabatan Direktur segera dicopot,” tegas Afrian.
Turut hadir dalam aksi tersebut, Direktur Cempege Institute, Khairuddin, yang menyatakan bahwa pihaknya telah menyoroti buruknya kinerja manajemen RSUD Muyang Kute sejak tahun 2022.
“Ini bukan sekadar soal administrasi, tapi soal pelayanan kesehatan yang menyangkut nyawa masyarakat. Fakta di lapangan menunjukkan banyak keluhan, dan mayoritas menilai negatif kinerja RSUD,” ungkap Khairuddin.
Dalam aksi tersebut, para demonstran menyampaikan sejumlah poin penting, antara lain:
- Ruangan ICU yang dinilai tidak layak pakai,
- Sistem administrasi klaim BPJS yang kacau,
- Dana pengembalian sebesar Rp800 juta yang belum jelas statusnya,
- Proyek pembangunan ruang operasi senilai Rp10,7 miliar yang mangkrak.
GMNI menilai bahwa semua persoalan tersebut menunjukkan lemahnya manajemen internal RSUD Muyang Kute dan perlunya langkah cepat serta tegas dari pemerintah daerah untuk menyelamatkan kualitas layanan kesehatan di Kabupaten Bener Meriah.