GENTAPOST.COM – ACEH UTARA | Di tengah perbukitan pedalaman Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, semangat para santri tetap menyala. Suasana berbeda tampak di Dayah Bustanul Muttaqin, Gampong Seureuke, ketika ASAR Humanity bersama keluarga besar dayah tersebut menggelar Khauri Syukuran dalam rangka Peringatan Hari Santri Nasional, Rabu (22/10/2025).
Dalam kegiatan penuh makna itu, dua ekor kambing disembelih sebagai wujud syukur dan kebersamaan. Lantunan doa dan zikir menggema di langit-langit dayah, menghadirkan suasana religius yang meneduhkan hati.
Dayah Bustanul Muttaqin yang dipimpin oleh Abi Muslem, alumnus Dayah Bustanul Huda Paya Pasi, kini menjadi tempat menimba ilmu agama bagi lebih dari 129 santri dan 14 guru. Meski berada di pelosok dan jauh dari hiruk-pikuk kota, semangat belajar para santri tak pernah surut.
“Kegiatan ini menjadi bagian dari rasa syukur sekaligus penghormatan kepada para ulama dan santri yang telah berjuang menegakkan nilai-nilai Islam. Kami ingin menghadirkan kebahagiaan sederhana untuk para santri yang terus berjuang dalam keterbatasan,” ujar Rizal Fahmi, Staf Program ASAR Humanity Cabang Aceh.
Rizal menambahkan, Hari Santri bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi momentum untuk meneguhkan tekad melahirkan generasi berilmu yang peduli terhadap sesama. “Kami melihat langsung semangat mereka yang luar biasa. Harapannya, kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut dan menginspirasi banyak pihak untuk mendukung pendidikan Islam di pelosok,” ungkapnya.
Sementara itu, Rizky, salah satu santri asal Gampong Sarah Raja, Langkahan, mengungkapkan rasa bahagianya bisa ikut serta dalam peringatan tersebut.
“Baru kali ini kami memperingati Hari Santri di dayah kami. Ada doa bersama, makan bersama, dan juga belajar tentang kegiatan kemanusiaan bersama tim ASAR Humanity. Rasanya senang sekali, dan kami jadi lebih semangat untuk ikut berkontribusi bagi umat di masa depan,” ucapnya penuh antusias.
Khauri syukuran ini menjadi simbol kepedulian ASAR Humanity terhadap pendidikan Islam di pelosok Aceh. Di balik keterbatasan fasilitas, tersimpan tekad besar para santri untuk terus menuntut ilmu dan berbakti kepada agama, bangsa, dan sesama.
Dari Langkahan, semangat para santri terus menggema—menjadi cahaya dari pedalaman Aceh Utara, menandakan bahwa perjuangan menuntut ilmu dan nilai keikhlasan tak mengenal batas wilayah. [Muhammad Jafar]