Aceh | Di tengah arus zaman yang kian deras, penuh tekanan, godaan, dan ketidakpastian, hati manusia kerap dilanda kegelisahan. Dalam kondisi seperti ini, umat Islam sangat membutuhkan petunjuk yang tidak hanya relevan secara spiritual, tetapi juga mampu menjadi kompas dalam menjalani keseharian. Dalam khutbah Jum’at yang penuh hikmah di Masjid Al-Falah Namploh Papeuen, Samalanga, Bireuen, Tgk. H. Bahri Ismail, S.Sos., mengangkat tiga pesan singkat namun sarat makna dari Rasulullah ﷺ yang layak menjadi pedoman hidup bagi setiap Muslim.
Pesan-pesan ini, meskipun ringkas, mengandung kekuatan transformasi yang luar biasa—mampu mencerahkan jiwa, memperbaiki hubungan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
_*Bertakwalah kepada Allah di Mana Pun Kamu Berada*_
Rasulullah ﷺ bersabda: “Bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada.” (HR. Tirmidzi)
Takwa sering disalahpahami sebagai sekadar ketaatan ritual. Padahal, hakikat takwa jauh lebih dalam: ia adalah kesadaran penuh akan pengawasan Allah dalam setiap detik kehidupan. Takwa bukan hanya hadir saat kita shalat, tapi juga saat kita sendirian, saat bernegosiasi, saat menghadapi godaan, atau saat tak seorang pun melihat.
Allah berjanji dalam Surah At-Thalaq ayat 2-3:
“ _Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka_ .”
Janji ini bukan sekadar janji metafisik, melainkan realitas hidup yang bisa dirasakan. Orang yang bertakwa akan merasakan ketenangan di tengah badai, kemudahan di tengah kesulitan, dan rezeki yang mengalir dari arah yang tak terduga. Takwa bukan beban, tapi bekal—bukan kungkungan, tapi kebebasan dari jerat dosa dan kesesatan.
*_Iringilah Keburukan dengan Kebaikan, Maka Kebaikan Itu Akan Menghapus Keburukan_*
Manusia tempatnya khilaf. Tak ada yang sempurna. Namun, Islam tidak menghukum kelemahan manusia dengan putus asa. Sebaliknya, agama ini membuka pintu rahmat yang tak terbatas. Rasulullah ﷺ mengingatkan:
“ _Iringilah keburukan dengan kebaikan, maka kebaikan itu akan menghapus keburukan_ .” (HR. Tirmidzi)
Ini adalah kabar gembira bagi setiap pelaku dosa. Jika kita melakukan kesalahan, jangan biarkan penyesalan menghancurkan semangat. Segera gantilah dengan amal baik: salat sunnah, sedekah, membaca Al-Qur’an, meminta maaf, atau berbuat baik kepada tetangga. Kebaikan yang tulus bagaikan cahaya yang mengusir kegelapan dosa.
Allah SWT Maha Pengampun. Selama nafas masih berhembus, taubat selalu diterima. Bahkan, satu kebaikan yang ikhlas bisa menjadi awal dari transformasi besar—menghapus dosa-dosa lama, membuka pintu surga, dan mengubah nasib.
_*Berakhlaklah dengan Akhlak yang Baik*_
Pesan ketiga yang disampaikan Rasulullah ﷺ adalah: “Berakhlaklah dengan akhlak yang baik.”
Akhlak bukan sekadar sopan santun, melainkan inti dari risalah Islam. Rasulullah ﷺ bersabda:
“ _Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia_ .” (HR. Ahmad)
Akhlak yang baik adalah cermin keimanan yang hidup. Ia menyatukan keluarga, mempererat tali silaturahmi, dan menciptakan masyarakat yang damai. Sebaliknya, akhlak yang buruk—seperti bohong, iri, ghibah, dan sombong—akan merusak hubungan, menimbulkan permusuhan, dan menghancurkan moral kolektif.
Rasulullah ﷺ adalah teladan nyata akhlak yang sempurna. Beliau dikenal sebagai “insan kamil”—manusia paripurna dalam akhlak. Banyak orang yang awalnya memusuhi Islam, akhirnya masuk agama ini bukan karena melihat mukjizat, tetapi karena terpesona oleh keluhuran budi pekerti beliau.
Ada riwayat yang menyebutkan, seorang wanita berkata:
“ _Aku masuk Islam bukan karena mukjizat, tetapi karena aku melihat Rasulullah memeluk anak-anak dengan kasih sayang, dan menyapa fakir miskin seolah mereka adalah keluarganya sendiri_ .”
Inilah daya tarik akhlak. Ia adalah dakwah tanpa kata—dakwah yang menyentuh hati, bukan sekadar logika.
Menyatukan Tiga Cahaya: Takwa, Taubat, dan Akhlak
Ketiga pesan ini—takwa, perbaikan diri, dan akhlak mulia—bukan tiga hal yang terpisah, melainkan satu kesatuan utuh:
- Takwa memperkuat hubungan vertikal kita dengan Allah.
- Taubat dan kebaikan menjadi jembatan pemulihan diri dan pertumbuhan spiritual.
- Akhlak yang baik membangun hubungan horizontal yang sehat dengan sesama.
Gabungan ketiganya menciptakan pribadi Muslim yang utuh: kuat imannya, lembut hatinya, dan mulia perilakunya. Inilah gambaran umat yang dirindukan Rasulullah ﷺ—umat yang tidak hanya rajin ibadah, tetapi juga membawa rahmat, kedamaian, dan kebaikan bagi seluruh alam.
Penutup: Menjadi Cahaya di Tengah Kegelapan
Di hari Jum’at yang penuh berkah, ketiga pesan Rasulullah ini laksana lentera yang menerangi jalan hidup. Di tengah dunia yang semakin keras, cepat, dan individualistis, pesan-pesan sederhana ini justru menjadi obat paling mujarab.
Mari kita jadikan takwa sebagai pelita di setiap langkah, taubat sebagai tameng dari dosa, dan akhlak mulia sebagai identitas kita sebagai umat Muhammad ﷺ.
Semoga kita termasuk hamba-hamba yang senantiasa bertakwa, cepat bertaubat, dan berakhlak mulia. Aamiin ya Rabbal ‘alamin._Wallahu a’lam bish shawab._