Gentapost.com – Aceh Utara | Sebuah tonggak sejarah kejayaan kerajaan Malikussaleh memimpin tanah Pasai, kini terkesan dibiayarkan jadi gedung tua tak berguna, tidak difungsikan walaupun kasus korupsi telah tuntas Inkrah.
Pembiayaan bangunan megah itu dilahan milik Pemda Aceh Utara dengan anggaran APBN tahun 2012 sampai tahun 1019, kini terlihat sangat memprihatinkan dimana seruluh fasilitas dan ruangan ruangan seni telah hancur akibat dibiarkan tanpa kelanjutan Pembangunan sampai tuntas 100 persen
Kondisi ini sangat merugikan rakyat Aceh khususnya Aceh Utara, pasalnya anggaran mencapai 49.000.000.000 sia sia, kalau Pemkab membangun sebuah bendungan irigasi teknis barangkali tuntas 100 persen dan bermanfaat bagi 8000 an Haktar lahan pertanian dengan hasil per hantar per tahun 13 ton gabah.

Namun apa hendak dikata nasi terlanjur jadi bubur tidak ada yang peduli tentangnkelannutan pembangunan Monumen Islam Kerajaan Pasai, 2 Pj Bupati Aceh Utara dan 3 Pj. Gubernur juga tidak pernah mengalokasikan anggaran sejak 2021 sampai hari ini, ironis dan miiris kenapa para pemikir dan penggagas Program Aceh Aceh Maju tidak pernah memikirkan Pentingnya pelestarian Budaya. Hal itu diungkapkan oleh T. Hasansyah selaku warga Aceh Utara.
Lebih lanjut amponsan menitip harapan pada Bupati Aceh Utara untuk dilanjutkan Pembangunan Monumen Pasai, hal itu akan berdampak pada meningkatnya minat para pengunjung destinasi wisata islami dan dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi sekitar Monumen.