Aceh Tengah — Kondisi sejumlah siswa di SMP Negeri 32 Takengon yang terpaksa belajar di lantai memantik perhatian dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari pengamat kesehatan sekaligus tokoh pemuda Kampung Kekuyang, Satria Budi, SKM., MKM.
Lulusan Magister Kesehatan Masyarakat ini menyoroti dampak jangka panjang dari kebiasaan duduk di lantai selama proses belajar-mengajar berlangsung.
“Secara kesehatan ini tidak baik. Banyak faktor yang bisa mengganggu pertumbuhan dan konsentrasi siswa jika kondisi ini terus dibiarkan,” ujar Satria saat ditemui, Rabu (6/8/2025).
Ia menjelaskan, duduk di lantai dalam waktu lama menyebabkan posisi tubuh membungkuk yang berpotensi menimbulkan gangguan pada tulang belakang.
Risiko Skoliosis dan Nyeri Sendi
“Postur duduk yang tidak ergonomis berisiko menyebabkan skoliosis. Selain itu, siswa juga rentan mengalami nyeri otot dan sendi, terutama di punggung, leher, dan pinggang,” katanya.
Tidak hanya itu, ia menambahkan, lantai yang tidak bersih juga bisa memicu infeksi kulit, seperti gatal-gatal, ruam, hingga penyakit kulit lainnya yang dapat mengganggu kenyamanan belajar.
Menurunkan Semangat dan Fokus Belajar
Satria menekankan bahwa duduk di lantai juga berdampak pada aspek psikologis dan konsentrasi siswa.
“Anak-anak cepat merasa lelah karena duduk tidak nyaman. Rasa pegal membuat mereka sulit fokus, dan ini bisa menurunkan semangat serta motivasi untuk belajar,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa kondisi seperti ini, jika dibiarkan, bisa menjadi hambatan bagi generasi muda dalam menggapai cita-cita mereka.
“Bisa jadi ada siswa yang bercita-cita masuk Akmil atau Akpol, tapi karena mengalami gangguan postur tubuh sejak dini, cita-cita itu terancam kandas. Ini soal masa depan generasi yang harus kita jaga,” tegasnya.
Satria berharap pemerintah daerah dan pihak terkait dapat segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki fasilitas belajar agar proses pendidikan berjalan layak dan sehat. [BS]