Genta Post
  • Home
  • News
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ekonomi
  • Opini
  • Artikel
No Result
View All Result
Subscribe
Genta Post
  • Home
  • News
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ekonomi
  • Opini
  • Artikel
No Result
View All Result
Genta Post
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ekonomi
  • Artikel
  • Opini
Singgasana Itu Fana, Jangan Tertipu oleh Kekuasaan

Singgasana Itu Fana, Jangan Tertipu oleh Kekuasaan

Redaksi by Redaksi
19 Agustus 2025
in Artikel, News, Opini
0
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Langsa | Kekuasaan selalu menjadi magnet yang memikat manusia. Dari zaman kerajaan hingga negara modern hari ini, kekuasaan tetap menjadi rebutan yang tak pernah usai. Banyak orang rela menggadaikan idealisme, menghalalkan segala cara, bahkan menindas sesamanya demi meraih singgasana. Namun sejarah dengan lantang bersuara: kekuasaan itu fana, ia akan sirna dan ia tidak pernah abadi.

Fir’aun yang congkak, Namrud yang angkuh, Qarun yang pongah, semuanya tumbang. Tidak ada kursi yang kekal, tidak ada tahta yang abadi. Sejarah dunia modern pun membuktikan, pemimpin yang dulu dielu-elukan dengan tepuk tangan, kini dilupakan bahkan dicaci. Seolah dunia ingin memberi pesan, janganlah kamu menyombongkan diri, sebab singgasana itu hanyalah pinjaman.

Sombong dengan kekuasaan adalah racun yang mematikan jiwa. Ia membuat manusia tuli terhadap kritik, buta terhadap penderitaan rakyat, dan bisu dalam menyuarakan kebenaran. Pemimpin yang mabuk kuasa kerap merasa dirinya tidak tergantikan. Padahal jabatan hanyalah titipan.

Konten Terkait

Warga Tanam Pohon Pisang di Jalan Geudong, Ini Tanggapan Camat Samudera 

Warga Tanam Pohon Pisang di Jalan Geudong, Ini Tanggapan Camat Samudera 

20 Oktober 2025
DPTD PKS Aceh Utara Resmi Dilantik, Fokus pada Kaderisasi dan Sinergi untuk Aceh Utara Bangkit

DPTD PKS Aceh Utara Resmi Dilantik, Fokus pada Kaderisasi dan Sinergi untuk Aceh Utara Bangkit

19 Oktober 2025
Mahasiswa Adakan Diskusi Publik Beri Dukungan 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran 

Mahasiswa Adakan Diskusi Publik Beri Dukungan 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran 

19 Oktober 2025
Abati Jungka Gajah Ajak Orang Tua di Langsa Perkuat Pengawasan dan Didikan Agama Anak di Era Digital

Abati Jungka Gajah Ajak Orang Tua di Langsa Perkuat Pengawasan dan Didikan Agama Anak di Era Digital

19 Oktober 2025

Imam Al-Ghazali pernah menulis dalam Ihya’ Ulumuddin: “Kekuasaan dan harta hanyalah fitnah (ujian). Ia bisa mengangkat seseorang menuju derajat yang mulia jika dipergunakan untuk kebaikan, tetapi bisa pula menjerumuskannya ke lembah kehinaan jika ia terperdaya olehnya.”

Betapa banyak penguasa yang saat ini berkuasa dielu-elukan, tetapi begitu jatuh, ia dilupakan. Bahkan kerap dicibir oleh rakyat yang dulu memujanya. Semua itu menunjukkan betapa rapuhnya kekuasaan, betapa cepatnya ia berganti wajah.

Indonesia Hari Ini: Cermin dari Sejarah

Jika kita berkaca pada Indonesia hari ini, kita melihat wajah yang sama dari sejarah terdahulu. Kekuasaan di negeri ini sering kali menjadi rebutan yang penuh intrik. Pemilu dijadikan ajang perebutan kursi, bukan ruang adu gagasan. Politik lebih banyak dipenuhi drama pencitraan, sementara penderitaan rakyat sering kali terpinggirkan.

Kita menyaksikan bagaimana korupsi merajalela di berbagai lembaga, seolah kekuasaan hanyalah alat untuk memperkaya diri. Data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan, banyak pejabat publik yang akhirnya ditangkap bukan karena kurang pintar, tetapi karena terlalu mabuk kuasa. Ironisnya, sebagian di antara mereka adalah tokoh yang dulu dielu-elukan.

Indonesia adalah negeri kaya raya, namun masih banyak rakyat miskin. Di tengah gedung-gedung megah, masih ada anak bangsa yang kekurangan gizi. Di balik angka pertumbuhan ekonomi, masih ada pengangguran yang tak terurus. Dan di balik slogan pembangunan, ada ketidakadilan yang terasa nyata. Semua ini menunjukkan betapa sering kekuasaan dijalankan tanpa kesadaran sebagai amanah.

Umar bin Khattab pernah berkata: “Jika ada seekor unta tersesat di tepi Sungai Eufrat, aku khawatir Allah akan menanyakan pertanggungjawabannya kepadaku.”

Kata-kata ini menegaskan: kekuasaan bukanlah kebanggaan, melainkan tanggung jawab besar yang kelak ditagih di hadapan Allah. Kalau begitu, bagaimana dengan seorang pemimpin di negeri kita yang melihat rakyatnya miskin, terpinggirkan, bahkan tak memiliki akses pendidikan dan kesehatan? Tidakkah ia akan ditanya lebih berat lagi?

Politik yang Kehilangan Nurani

Politik Indonesia kini kerap kehilangan nurani. Kekuasaan diartikan sebagai jalan memperkaya diri bukan sebagai jalan pengabdian. Padahal, Ali bin Abi Thalib pernah mengingatkan: “Jabatan itu bukan untuk kemuliaanmu, melainkan ujian atas kesabaranmu. Jangan pernah engkau mencari jabatan, tetapi jika ia datang kepadamu, tunaikanlah amanahnya dengan adil.”

Namun apa yang kita lihat hari ini? Banyak yang mengejar jabatan dengan nafsu luar biasa, menghalalkan segala cara, seolah kursi itu akan membuat mereka abadi. Padahal rakyat semakin kritis dan rakyat tahu siapa yang benar-benar mengabdi dan siapa yang hanya memanfaatkan kekuasaan.

Sayangnya, nasihat ini kerap diabaikan. Banyak yang mengejar kekuasaan dengan penuh nafsu, seolah kursi itu akan menambah harga diri. Padahal, kursi itu akan ditinggalkan. Gelar akan dilupakan. Harta akan ditinggal dalam kubur. Yang abadi hanyalah amal dan akhlak.

Refleksi untuk Kita Semua

Kita semua sekecil apapun adalah pemimpin: bagi diri sendiri, keluarga, atau lingkungan. Peringatan ini bukan hanya untuk Presiden, Gubernur, Bupati, atau pejabat tinggi dilingkungan Kampus seperti Rektor dan lainnya melainkan untuk setiap orang yang diberi kuasa, sekecil apapun kuasa itu.

Janganlah kita menyombongkan diri hanya karena jabatan, kekayaan, atau pengaruh. Sebab, semua itu hanyalah titipan. Ia akan diambil kembali oleh waktu. Yang abadi hanyalah akhlak, keadilan, dan kebaikan yang kita wariskan.

Indonesia tidak kekurangan orang pintar, tetapi sering kekurangan orang jujur. Tidak kekurangan pejabat tetapi sering kekurangan pemimpin sejati. Yang dibutuhkan negeri ini bukanlah mereka yang menyombongkan diri dengan jabatan melainkan mereka yang rendah hati, adil, dan berani berpihak pada rakyat.

Syaikh Ibnu Athaillah dalam Al-Hikam menulis: “Janganlah engkau merasa mulia karena kekuasaan yang kau pegang, sebab ia hanyalah pakaian pinjaman. Yang sejati adalah kemuliaan akhlak dan ketaatanmu kepada Allah.”

Itulah yang seharusnya ditanamkan dalam diri para pemimpin kita hari ini: bahwa kekuasaan hanyalah titipan, bukan milik mutlak. Bahwa jabatan adalah alat untuk berbuat kebaikan, bukan panggung kesombongan.

Penutup: Kekuasaan Akan Sirna, Kebaikan Akan Abadi

Kekuasaan memang menggoda. Ia bisa membuat manusia merasa tinggi. Tetapi hari ini kita dipuji, besok bisa dicaci. Hari ini kita di singgasana, besok mungkin kita dilupakan.

Yang abadi bukanlah kursi, bukanlah gelar, bukanlah kekayaan. Yang abadi adalah amal kebaikan. Yang kekal adalah akhlak.

Maka jika engkau diberi kekuasaan janganlah menyombongkan diri. Gunakanlah ia untuk menegakkan keadilan, menebarkan kebaikan, dan melayani manusia. Sebab, pada akhirnya bukan kekuasaan yang akan menyelamatkanmu, melainkan amal baikmu.

Kekuasaan akan sirna. Tetapi nama baikmu bisa hidup selamanya, jika engkau menjadikannya sebagai jalan pengabdian, bukan panggung kesombongan.

Penulis: Afrizal Refo, MA adalah Dosen PAI IAIN Langsa dan Pembina LDK Al-Furqan IAIN Langsa
Tags: Berita News
ShareTweetPin
Previous Post

Telah Terjadi Penikaman di Acara Pestival, Satu Remaja Pulonas Jadi Korban

Next Post

Pembangunan Tugu Prasasti Sebagai Tanda TMMD Reg ke-125 Kodim 0108/Agara Hampir Selesai

Konten Terkait

Warga Tanam Pohon Pisang di Jalan Geudong, Ini Tanggapan Camat Samudera 
News

Warga Tanam Pohon Pisang di Jalan Geudong, Ini Tanggapan Camat Samudera 

20 Oktober 2025

GENTAPOST.COM - ACEH UTARA | Aksi warga menanam pohon pisang di badan jalan depan...

DPTD PKS Aceh Utara Resmi Dilantik, Fokus pada Kaderisasi dan Sinergi untuk Aceh Utara Bangkit
News

DPTD PKS Aceh Utara Resmi Dilantik, Fokus pada Kaderisasi dan Sinergi untuk Aceh Utara Bangkit

19 Oktober 2025

GENTAPOST.COM – LHOKSEUMAWE | Dewan Pengurus Tingkat Daerah (DPTD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten...

Mahasiswa Adakan Diskusi Publik Beri Dukungan 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran 
News

Mahasiswa Adakan Diskusi Publik Beri Dukungan 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran 

19 Oktober 2025

GENTAPOST.COM - JAKARTA | Mahasiswa Nusantara (AMAN) menggelar Diskusi Kebangsaan dengan tema “Menyambut Satu...

Abati Jungka Gajah Ajak Orang Tua di Langsa Perkuat Pengawasan dan Didikan Agama Anak di Era Digital
News

Abati Jungka Gajah Ajak Orang Tua di Langsa Perkuat Pengawasan dan Didikan Agama Anak di Era Digital

19 Oktober 2025

GENTAPOST.CON - LANGSA | Tokoh agama asal Meurah Mulia, Kabupaten Aceh Utara, Tgk H....

Next Post
Pembangunan Tugu Prasasti Sebagai Tanda TMMD Reg ke-125 Kodim 0108/Agara Hampir Selesai

Pembangunan Tugu Prasasti Sebagai Tanda TMMD Reg ke-125 Kodim 0108/Agara Hampir Selesai

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi

© 2025 PT. Genta Intermedia Global - Proudly powered by Altekno Digital Multimedia.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ekonomi
  • Artikel
  • Opini

© 2025 PT. Genta Intermedia Global - Proudly powered by Altekno Digital Multimedia.