Aceh Tenggara – gentapost.com | Putra Mandari warga desa Pulo Ndadap, Kecamatan Lawe Alas, Kabupaten Aceh Tenggara, bersama istri dan anaknya harus hidup di sebuah gubuk tidak layak huni yang terletak di tengah perkebunan.
Gubuk yang ditempati Putra Mandari bersama keluarganya tersebut berukuran 4×3 meter yang terbuat dari papan dengan atap rumbiya yang berlantai kan tanah. Sehingga disaat cuaca hujan rumah tersebut sering kebocoran.
Putra Mandari mengatakan, dirinya hanyalah seorang pekerja serabutan. Untuk kehidupan sehari-harinya saja tidaklah cukup, apalagi untuk memperbaiki rumah.

“Penghasilan saya tidak menentu, karena saya hanya bekerja serabutan. Bahkan segala bantuan dari desa pun tidak tersentuh kepada saya, tapi untuk sementara, saya ikhlaskan dan mensyukuri apa yang ada,” kata Putra kepada gentapost.com ,Minggu (18/05/2025).
Ia mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dirinya kadang diajak bekerja oleh warga yang peduli terhadap dirinya.
“Kadang ada orang baik mengajak (kerja) kuli. Jadi dari situ ada sedikit penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Sementara itu, Rusti istri Putra Mandari menambahkan, bahwa keluarganya sempat mengalami hari-hari sulit. Bahkan tidak makan seharian dan terkadang makan nasi memakai Royco (Micin), dikarenakan suaminya tidak mendapatkan rezeki.
“Kami sudah bertahun-tahun tinggal di hutan seperti ini. Keadaan yang serba kekurangan,” ucap Rusti dengan wajah sedih.
Ia berharap, agar pemerintah bisa membantu untuk memperbaiki rumahnya yang tidak layak huni bisa menjadi layak dan nyaman untuk ditempati.
“Semoga saja ada bantuan dari pemerintah agar mereka bisa mendapatkan tempat tinggal yang layak dan hidup yang lebih baik di masa depan,” katanya. [SKD]