ACEH UTARA — Seluruh guru Taman Kanak-Kanak (TK) Negeri Pembina Dewantara di Gampong Bangka Jaya, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, menyatakan mosi tidak percaya terhadap kepala sekolah mereka, Sri Mulyana, S.Pd. Dalam pernyataan resmi, para guru menegaskan akan menghentikan kegiatan belajar-mengajar hingga kepala sekolah diganti.
Pernyataan mosi tidak percaya itu dibacakan dalam rapat internal yang digelar di aula sekolah pada Kamis, 29 Juli 2025. Rapat tersebut turut dihadiri oleh perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara serta sejumlah tokoh masyarakat setempat.
Dalam salinan surat yang diterima media, para guru mengungkapkan sejumlah dugaan pelanggaran etik dan administrasi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Salah satu poin utama adalah dugaan penyalahgunaan keuangan sekolah, termasuk membuat utang lebih dari Rp18 juta tanpa musyawarah bersama komite atau rapat dengan dewan guru, sementara kas sekolah dalam keadaan kosong.
“Kami menyatakan mosi tidak percaya terhadap Kepala Sekolah atas nama Sri Mulyana, S.Pd,” tulis para guru dalam surat yang ditandatangani secara kolektif.
Selain persoalan keuangan, para guru juga menyoroti gaya kepemimpinan Sri Mulyana yang dinilai otoriter dan tidak kondusif bagi suasana kerja. Ia disebut kerap memarahi guru di hadapan wali murid, mengambil keputusan sepihak tanpa musyawarah internal, serta menggunakan dana tabungan siswa tanpa sepengetahuan bendahara sekolah.
“Setiap kali ditanya mengenai dana tabungan, Kepala Sekolah bersitegang dengan guru dan memperlakukan kami seolah sebagai lawan,” tulis mereka dalam surat tersebut.
Situasi ini, menurut para guru, telah mengganggu kelangsungan proses pendidikan di sekolah. Mereka menyatakan menolak segala bentuk mediasi dan tidak akan kembali mengajar sebelum terjadi pergantian kepemimpinan.
“Kami tidak akan melanjutkan proses belajar-mengajar sebelum kepala sekolah resmi diganti,” tegas mereka dalam pernyataan yang dibacakan di ruang rapat.
Di sisi lain, Kepala TK Negeri Pembina Dewantara, Sri Mulyana, S.Pd, dalam rapat yang sama secara resmi menyatakan pengunduran dirinya di hadapan guru dan tokoh masyarakat.
Saat di mintai keterangan, Sri Mulyana mengaku terkejut dengan tuduhan yang dilayangkan kepadanya. Ia menyatakan tidak diberi kesempatan untuk menyampaikan klarifikasi atau hak jawab.
“Saya merasa tersudutkan, namun demi kelangsungan proses belajar-mengajar, saya memutuskan untuk mengundurkan diri,” ujarnya kepada awak media usai rapat.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara belum memberikan tanggapan resmi. Namun, perwakilan dinas yang hadir dalam rapat, Hilmi, S.E., menyatakan bahwa pihaknya akan menyampaikan hasil rapat beserta laporan mosi tidak percaya tersebut kepada kepala dinas. [Red]