Lhoksukon — Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Aceh Utara menyelenggarakan kegiatan Penguatan Sinergisitas Kelembagaan dalam Membangun Strategi Pengawasan Pemilu di Aula Setdakab Aceh Utara. Kegiatan ini bertujuan memperkuat peran Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslih) sekaligus merumuskan strategi pengawasan agar Pemilu mendatang berjalan jujur, adil, aman, dan bermartabat.
Ketua Panwaslih Aceh Utara, H. Syahrizal, S.H., mengungkapkan bahwa Aceh Utara merupakan salah satu daerah dengan jumlah pengawas terbanyak di Indonesia.
“Di Aceh Utara kita memiliki 1.909 pengawas sesuai dengan jumlah TPS. Setiap TPS diawasi satu orang PTPS yang bertugas di 852 desa pada 27 kecamatan. Ini merupakan kekuatan besar untuk memastikan pengawasan berjalan maksimal,” jelasnya.
Syahrizal menambahkan, Panwaslih Aceh Utara juga berkomitmen melibatkan berbagai pihak dalam pengawasan, mulai dari tokoh masyarakat, organisasi, hingga lembaga pendidikan. Program pendidikan politik bagi pemilih pemula bahkan sudah dijalankan sejak tahun lalu, termasuk melalui pembentukan Kampung Demokrasi untuk mendorong partisipasi masyarakat.
“Alhamdulillah, pendidikan politik sejak SMA sudah berjalan, sehingga generasi muda bisa menggunakan hak pilih dengan bijak dan transparan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panwaslih Provinsi Aceh, Agus Syahputra, S.Sos.I., M.H., menegaskan bahwa pengawasan Pemilu lebih difokuskan pada pencegahan daripada penindakan.
“Kita tidak ingin mencari kesalahan sebanyak mungkin. Yang kita dorong adalah pelaksanaan Pemilu dengan minim pelanggaran melalui upaya pencegahan yang maksimal,” tegasnya.
Agus menyebutkan, dalam waktu dekat akan berlangsung tahapan verifikasi partai politik. “Kami akan melakukan pengecekan secara detail, mulai dari kepengurusan hingga keberadaan kantor partai. Karena itu pengawasan harus dilakukan dengan kolaborasi, bukan bekerja sendiri-sendiri,” tambahnya.
Wakil Bupati Aceh Utara, Tarmizi, yang membuka acara, menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam pengawasan Pemilu.
“Dengan komunikasi yang intensif, kita dapat memastikan Pemilu di Aceh Utara berlangsung jujur, adil, aman, dan bermartabat,” katanya.
Tarmizi juga mengingatkan bahwa tantangan pengawasan ke depan semakin kompleks, mulai dari potensi politik uang, isu netralitas ASN, hingga penyebaran hoaks di media sosial.
“Pendidikan politik harus terus ditingkatkan agar masyarakat semakin cerdas menggunakan hak pilih. Kondusivitas daerah juga sangat penting, karena suasana aman dan damai adalah kunci suksesnya Pemilu,” pungkasnya.
Ia menegaskan, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara berkomitmen mendukung penuh langkah Bawaslu, termasuk dalam penyediaan sarana dan prasarana pengawasan. “Mari kita jaga marwah demokrasi di Bumi Pase ini agar menjadi contoh bagi daerah lain,” tutupnya.
Setelah sesi pembukaan, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi yang terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama diisi oleh Yusriadi, Koordinator Divisi Bawaslu Aceh; Dr. Fauzan, Asisten I Pemkab Aceh Utara mewakili Bupati Aceh Utara; serta Tajuddin, Ketua Komisi A DPRK Aceh Utara mewakili Ketua DPRK Aceh Utara.
Usai istirahat, sesi kedua menghadirkan Dr. Kemal Fasya, akademisi Universitas Malikussaleh, yang hadir langsung, serta Abrar Amir, Koordinator Tenaga Ahli Komisi II DPR RI, yang memberikan materi melalui Zoom Meeting. Rangkaian kegiatan kemudian ditutup dengan sesi foto bersama.